“Dugaan Tutup Mulut Demi Zero Accident, Tabir Misteri Laka Kerja di PT KPI RU II Mulai Terbuka”

Ket Foto: Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai
DUMAI (Thekingbingal) – Tampaknya insiden kecelakaan kerja yang merenggut nyawa seorang pekerja LS di area PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) RU II Dumai beberapa waktu lalu mulai membuka tabir gelap yang selama ini diduga ditutup rapat. Peristiwa maut tersebut kini menyedot perhatian serius masyarakat Kota Dumai dan menimbulkan banyak pertanyaan mengenai sejauh mana komitmen keselamatan kerja di perusahaan migas raksasa itu.
Seorang warga Dumai yang enggan identitasnya dipublikasikan mengungkapkan, kecelakaan kerja di lingkungan PT KPI RU II diduga bukanlah merupakan peristiwa pertama.
“Sepertinya bukan kali ini saja terjadi. Bedanya, sebelumnya sepertinya tidak pernah terekspos. Semua seakan diamankan dan ditutup begitu saja,” ujarnya dengan nada curiga. Minggu, (24/08/2025).
Lebih lanjut, sumber itu menduga bahwa setiap kejadian kerap didiamkan semata-mata demi menjaga citra perusahaan dengan target ZERO ACCIDENT dan ZERO FATALITY. Ironisnya, menurut dia, tidak terlihat adanya perbaikan signifikan dalam aspek Safety maupun Security di lapangan.
“Yang ada justru dugaan pengamanan kasus dengan uang dan janji pekerjaan. Nyawa manusia seakan hanya ditukar dengan slogan keselamatan dan tali kasih belaka,” tambahnya.
Berbeda dengan kasus sebelumnya, kali ini tabir misteri kecelakaan kerja tersebut akhirnya mencuat ke publik berkat keberanian sejumlah awak media. Peran media yang membongkar dugaan ini membuat masyarakat mengetahui bahwa ada indikasi kejanggalan di balik insiden maut tersebut.
“Terima kasih kepada media yang berani mengungkap. Kalau tidak ada mereka, mungkin kejadian ini juga akan kembali senyap seperti sebelumnya,” ucapnya penuh apresiasi.
Sumber itu menegaskan, agar ada efek jera, perusahaan tidak cukup hanya memberi sanksi internal berupa non job atau penurunan jabatan. Dugaan pelanggaran serius dalam aspek keselamatan kerja harus diproses secara hukum eksternal sesuai undang-undang yang berlaku.
“Nyawa manusia tidak bisa ditukar dengan target kerja. Tidak bisa digantikan dengan uang sumbangan atau sekadar ucapan belasungkawa. Harus ada penegakan hukum yang nyata agar peristiwa serupa tidak terus berulang,” tegasnya.
Kini publik menanti, apakah dugaan praktik “tutup mulut” demi menjaga citra zero accident benar adanya, atau sekadar isu yang berkembang. Yang jelas, keberanian media membuka kasus ini telah memberi ruang bagi masyarakat untuk menilai: apakah keselamatan kerja di kilang megah itu hanya sekadar slogan, atau benar-benar dijalankan di lapangan.
PT KPI RU II Dumai Buka Suara
Menanggapi derasnya kritik, manajemen PT KPI RU II Dumai melalui Agustiawan, Area Manager Communication, Relations & CSR, menyampaikan pernyataan resmi.
“Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya dan mendoakan agar keluarga almarhum diberi kekuatan serta keikhlasan menghadapi musibah ini,” kata Agustiawan.
Pihaknya menegaskan, investigasi internal tengah berjalan untuk mengungkap penyebab kejadian. Di sisi lain, perusahaan berfokus pada penanganan jenazah serta koordinasi dengan keluarga korban.
“Keselamatan kerja adalah prioritas utama kami. Kilang Dumai akan melakukan evaluasi menyeluruh, memperkuat mitigasi risiko, dan memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Namun, pernyataan ini belum meredakan kritik publik. Di tengah sorotan tajam serikat buruh, pertanyaan besar masih menggantung: apakah tragedi ini murni kecelakaan kerja, atau ada benang merah dengan dugaan penyelewengan anggaran keselamatan?
Satu hal pasti, nyawa seorang pekerja telah melayang. Dan kini, mata publik tertuju pada Kejaksaan Negeri Dumai serta Disnakertrans Riau—apakah keduanya berani membongkar kebenaran di balik dinding kokoh kilang raksasa itu?.***
Editor : Iwan Ziro