GovermentHukrimKetenagakerjaan

Tragedi di Kilang Pertamina RU II: Edison Ketua Komisi I DPRD Dumai Geram, “Awas Kalau Bermain, Ini Nyawa Manusia!”

DUMAI (Thekingbingal) – Sebuah kabar duka kembali menghantam dunia kerja di Kota Dumai. Seorang pekerja LS yang tengah bertugas di kawasan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) RU II Dumai meregang nyawa setelah diduga terjatuh dari ketinggian pada Senin, 18 Agustus 2025.

Insiden memilukan ini bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga korban, melainkan juga menyisakan tanda tanya besar: apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) benar-benar menjadi prioritas di kawasan industri raksasa tersebut, atau sekadar formalitas yang terabaikan?

Kecelakaan Kerja Bukan Lagi Sekadar Angka

Dumai, kota industri dengan denyut ekonomi yang ditopang oleh perusahaan-perusahaan migas dan kimia, seolah kembali tercoreng dengan adanya tragedi ini. Kecelakaan kerja yang berulang kali terjadi menimbulkan kesan bahwa perlindungan tenaga kerja hanya menjadi slogan di atas kertas, tanpa implementasi nyata di lapangan.

Tragedi yang menimpa pekerja LS ini seakan menambah daftar panjang kecelakaan kerja. Nyawa melayang, namun yang tertinggal hanyalah catatan investigasi yang sering kali berakhir tanpa titik terang.

Edison, SH: DPRD Tidak Akan Tinggal Diam

Ketua Komisi I DPRD Kota Dumai, Edison, SH, dengan nada tegas menyampaikan sikapnya. Ia menekankan, persoalan ini bukan perkara kecil yang bisa ditutup-tutupi.

“Kita sangat konsen dengan keselamatan para pekerja. Pihak Pertamina harus serius. Dalam merekrut tenaga kerja, jangan asal-asalan. Harus dipastikan mereka benar-benar terlatih, mahir dalam standar K3, bukan sekadar formalitas. Kalau ada kelalaian dari kontraktor, jangan ragu, beri sanksi tegas,” ungkap Edison dengan suara meninggi. Selasa, (19/08/2025).

Politisi vokal ini juga memperingatkan perusahaan agar tidak bermain-main dengan isu krusial yang menyangkut nyawa manusia.

“Kami di DPRD akan terus memantau dan mengawasi. Jangan coba-coba bermain dalam hal ini. KPI Dumai harus transparan. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Kalau sampai ada rekayasa informasi, itu akan menjadi masalah besar. Awas kalau bermain, karena ini menyangkut masalah nyawa manusia!” ujarnya dengan tajam.

Transparansi atau Manipulasi?

Pertanyaan publik kini tertuju pada PT KPI RU II Dumai: apakah mereka akan benar-benar terbuka terhadap kejadian ini, atau memilih jalur lama—menyembunyikan fakta dan melindungi kepentingan korporasi?

Kecurigaan publik kian menguat ketika kasus-kasus kecelakaan kerja di masa lalu seringkali berakhir tanpa kejelasan. Laporan formal disusun, penyelidikan dijalankan, namun hasilnya jarang sampai ke telinga masyarakat.

Turlap DPRD: Ancaman Nyata

Edison tidak menutup kemungkinan bahwa DPRD akan segera melakukan turun lapangan (turlap) ke lokasi kecelakaan. Langkah ini disebut perlu untuk memastikan kebenaran informasi dan memutus rantai “budaya tutup mulut” yang kerap terjadi di lingkaran industri besar.

“Kalau perlu, kita langsung ke lokasi. Kita tidak main-main. Kami ingin pastikan sendiri bagaimana kondisi lapangan, apakah prosedur K3 dijalankan dengan benar atau hanya dipajang di dinding sebagai formalitas,” tandas Edison.

Nyawa Manusia Tidak Bisa Ditukar

Kecelakaan kerja bukan sekadar angka statistik. Di balik setiap kejadian, ada keluarga yang kehilangan, anak-anak yang ditinggalkan, dan masa depan yang terenggut.

Tragedi ini seharusnya menjadi alarm keras bagi seluruh perusahaan besar di Dumai. Keselamatan bukan pilihan, melainkan kewajiban mutlak.

Kini, publik menanti langkah nyata dari PT KPI RU II Dumai serta hasil investigasi dari Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau Bidang Pengawasan. Jika ada kelalaian, sanksi tegas tidak bisa ditawar lagi.

Apakah tragedi ini akan menjadi momentum perubahan nyata, atau justru kembali tenggelam dalam lautan formalitas dan laporan tanpa makna?.

PT KPI RU II Dumai Buka Suara

Menanggapi derasnya kritik, manajemen PT KPI RU II Dumai melalui Agustiawan, Area Manager Communication, Relations & CSR, menyampaikan pernyataan resmi.

“Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya dan mendoakan agar keluarga almarhum diberi kekuatan serta keikhlasan menghadapi musibah ini,” kata Agustiawan.

Pihaknya menegaskan, investigasi internal tengah berjalan untuk mengungkap penyebab kejadian. Di sisi lain, perusahaan berfokus pada penanganan jenazah serta koordinasi dengan keluarga korban.

“Keselamatan kerja adalah prioritas utama kami. Kilang Dumai akan melakukan evaluasi menyeluruh, memperkuat mitigasi risiko, dan memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.

Namun, pernyataan ini belum meredakan kritik publik. Di tengah sorotan tajam serikat buruh, pertanyaan besar masih menggantung: apakah tragedi ini murni kecelakaan kerja, atau ada benang merah dengan dugaan penyelewengan anggaran keselamatan?

Satu hal pasti, nyawa seorang pekerja telah melayang. Dan kini, mata publik tertuju pada Kejaksaan Negeri Dumai serta Disnakertrans Riau—apakah keduanya berani membongkar kebenaran di balik dinding kokoh kilang raksasa itu?.***

Editor : Iwan Ziro

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button