DLH Dumai Turlap Terkait Dugaan Perambahan Hutan Mangrove di TPI Lama

Lokasi Tertutup Seng Saat Tim DLH Dumai Turlap
DUMAI (Thekingbingal) – Atas adanya informasi dugaan perambahan hutan mangrove di Jalan Bahtera TPI Lama Kelurahan Laksamana, Kecamatan Dumai Kota, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai Turun Lapangan (Turlap) kelokasi tersebut.
Dalam pernyataannya via WhatsApp, Agus Gunawan, S.Sos Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai menyatakan bahwa Vera Chynthiana, ST Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan sudah Turlap ke Lokasi kejadian dan akan segera ditindaklanjuti.
“Saat Turlap, lokasi kejadian tertutup Seng dan tak bisa sampai kedalam,” ujar Agus.
Kadis LH menyampaikan bahwa Kami akan menugaskan kepala Bidang yang menangani Pengaduan Masyarakat dan akan Koordinasi ke Instansi/OPD terkait baik terkait status Lahan maupun hal lainnya.
“Karena kalau Terkait lahan tentu harus koordinasi ke Instansi atau OPD terkait,” ucap Agus.
Namun sangat disayangkan, saat dipertanyakan, setelah Turlap apakah memang ditemukan adanya perambahan Hutan Mangrove, hingga berita ini diterbitkan tidak ada tanggapan lanjutan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai. Sabtu, (26/07/2025).
Menurut informasi yang didapat, DLH Dumai melakukan Turlap kelokasi pada hari Khamis, 24 Juli 2025.
Sebelumnya
Sebelumnya diberitakan bahwa Aksi Spontanitas puluhan masyarakat Kelurahan Laksamana, Kecamatan Dumai Kota atas adanya dugaan perambahan hutan mangrove di Jalan Bahtera (TPI Lama) yang terjadi diseputaran kawasan PT. Pelindo Dumai yang diduga akan dijadikan tempat beraktifitas mafia minyak pada hari Selasa 23 Juli 2025.
Aksi spontanitas ini dilakukan oleh masyarakat karena mereka tidak menerima hutan mangrove yang selama ini mereka jaga malah dirusak dan diduga malah akan dijadikan lokasi mafia minyak.
“Kami merasa tidak senang dikarenakan mereka merambah Hutan Mangrove yang di lindungi oleh pemerintah,” ujar Bung Ales salah seorang masyarakat TPI Lama.
Bung Ales menjelaskan, Kami Masyarakat TPI ini dari kecil tidak pernah menebang pohon Mangrove (Bakau), sementara sekarang ada Oknum yang merambah Hutan Mangrove untuk Bisnis/Mafia Minyak.
“Menurut informasi yang saya dapat bahwa lokasi tersebut termasuk konservasi hutan bakau luar kawasan. Statusnya Hutan Produksi Terbatas (HPT) dengan dasar hukum SK MENHUT NO. 903 tahun 2016 tentang tata ruang hutan Riau,” jelas Bung Ales.
“Kami meminta secara TEGAS kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai untuk Menindak lanjuti, ini sudah Cacat Hukum karena sudah Merambah Hutan yang dilindungi,” tegasnya.
Dal hal ini Bung Ales menegaskan bahwa terkait ini kami akan segera membuat laporan secara resmi kepada instansi-instansi terkait.
“Serta kami akan melakukan aksi demo secara besar-besaran pada 26 Juli 2025 yang bertepatan dengan hari Mangrove Sedunia,” pungkas Bung Ales mengakhiri.
Jonathan Ginting General Manager PT. Pelindo Dumai saat dikonfirmasi menerangkan bahwa lokasinya memang di seputaran tanah Pelindo, tapi untuk memastikan apakah bagian dari tanah Pelindo sedang di kaji oleh bidang hukum.
“Kalau aktivitas perambah hutan. Terkait kegiatan dugaan perambahan hutan menurut hemat kami mungkin konfirmasi ke pihak yang berwenang,” jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai melalui Kasi Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Vera Chynthiana, ST saat dikonfirmasi menerangkan bahwa informasi pengaduan ini sudah kami terima.
“Kami akan menjadwalkan untuk Turun Lapangan (Turlap) ke lokasi kejadian,” ujar Vera.
Sementara Ad (inisial) saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa coba bapak cek, tanah yang dibangun siapa yang punya. Namun saat ditanyakan mengenai apakah sudah ada izin terkait perambahan/penebangan hutan mangrove nya, beliau tidak ada menjawab.
Saat dipertanyakan mengenai lokasi Hutan Mangrove yang telah ditebang terus akan dijadikan tempat apa pak..?, beliau menjawab, Pelabuhan tambat kapal.
Sangat disayangkan adanya dugaan kegiatan perambahan hutan mangrove, karena hutan mangrove ini berfungsi sebagai menjaga garis pantai dari abrasi, menjadi habitat berbagai biota laut, menyerap karbon dioksida, dan menghasilkan oksigen serta hutan mangrove berperan penting dalam mengurangi risiko banjir di wilayah pesisir.***
Editor : Iwan Ziro